Minggu, 22 Juli 2018

Hak - Hak Yang Wajib Dipenuhi


Hidup didunia itu akan tidak terlepas dari ikatan dengan pihak lainnya. Karenanya, dapatkah seorang terlepas dari keharusan penuhi hak pihak lainnya? Jawabannya pasti tak dapat serta akan tidak sempat dapat, sepanjang dia yaitu makhluk berakal.

Bahkan juga, nyatanya sangat banyak hak yang harus dipenuhi oleh seorang didalam kehidupan dunianya itu. Contohnya, hak serta keharusan suami–isteri, hak serta keharusan orang tua–anak, hak serta keharusan antar sesama saudara sekandung, seayah, seibu, sepersusuan, sepupu atau yang lain. Hak serta keharusan antar tetangga, hak serta keharusan pada pemimpin dengan bawahan, hak serta keharusan pada lelaki dengan wanita, hak serta keharusan pada pedagang dengan konsumen, serta lain-lainnya. Diantara hak-hak ini yaitu hak Allâh Azza wa Jalla, hak Rasul-Nya serta hak beberapa Teman dekat Radhiyallahu anhum.

Jadi alangkah indahnya bila kenyataan itu jadi hal terpenting yang perlu masuk dengan cara sadar, benar serta seimbang dalam kurikulum pendidikan, resmi ataupun non resmi, termasuk juga pendidikan anak sejak umur awal.

Agar pendidikan perihal hak serta keharusan itu dapat jalan dengan benar serta seimbang, pasti mesti berdasar pada landasan al-Qurˈân serta Sunnah, termasuk juga dalam pilih taraf prioritas, mana hak serta keharusan terbesar yang perlu diprioritaskan.

Telah barang pasti hak paling besar yang harus diprioritaskan atas hak-hak yang lain yaitu hak Allâh Azza wa Jalla. Kenapa?. Lantaran Dia yaitu Allâh Yang Maha Besar, Pencipta alam semesta, Yang memiliki serta Pengontrol segala-galanya. Dia yaitu Raja Diraja, al-Hayyu al-Qayyûm, yang Maha Abadi Hidup-Nya serta Maha Tegak juga menegakkan seluruh makhluk-Nya. Langit-langit serta Bumi jadi tegak dengan kuatnya lantaran Dia. Dia-lah yang sudah jadikan semua hal serta mentaqdirkannya berdasar pada hikmah-Nya yang mengagumkan.

Dia yaitu Allâh Azza wa Jalla yang sudah jadikan manusia dari tidak ada jadi ada. Allâh Azza wa Jalla yang sudah menuntun manusia dengan beragam nikmat-Nya, sejak manusia ada didalam rahim ibunya. Di waktu tidak ada seseorang makhlukpun yang dapat memberi makanan apa pun dengan cara segera pada akan calon manusia ini, tidak ada seseorang makhluk juga dapat menumbuhkembangkannya.

Sebentar manusia lahir dari perut ibunya, Allâh Azza wa Jalla pulalah yang pancarkan air susu ibu untuk si bayi masa datang, saat manusia jadi dewasa, Allâh Azza wa Jalla memberikannya panduan : manakah yang perlu ditempuh, apakah jalan kebaikan atau jalan keburukan ; jalan keimanan atau jalan kekafiran.

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ

Serta kami terangkan padanya jalan kebenaran serta jalan kebatilan. Al-Balad/90 : 101

Allâh-lah yang menganugerahkan sepasang ibu bapa pada seseorang manusia. Setelah itu Allâh Azza wa Jalla selalu menyuplai semua kebutuhannya, menganugerahkan beragam nikmat : akal, pandangan serta yang lain. Awal mulanya, saat manusia terlahir dari perut ibunya, ia tak tahu apa pun, lalu Allâh Azza wa Jalla mengajarinya, memberi beberapa piranti sampai manusia jadi tahu, mengerti serta tahu beberapa hal juga bisa memakainya.

Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Serta Allâh sudah keluarkan kamu dari perut ibumu dalam kondisi kamu tak tahu apa pun, serta Allâh sudah jadikan untukmu pendengaran, pandangan serta hati, supaya kamu bersukur. An-Nahl/16 : 78

Pikirkan, apabila Allâh Azza wa Jalla hentikan semua nikmat-Nya itu dalam waktu relatif cepat saja, pasti manusia bakal binasa. Apabila Allâh Azza wa Jalla menghambat rahmat-Nya sebentar saja, pasti kehidupan manusia bakal pupus. 2 Oleh karena tersebut hak Allâh Azza wa Jalla yaitu hak paling besar yang harus dikerjakan oleh manusia. Walau demikian sebenarnya Allâh Azza wa Jalla tak minta apa pun dari manusia, tak inginkan rizki, makanan atau apa pun dari manusia. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Kami tak minta rizki padamu, Kamilah yang berikan rizki padamu. Serta disebabkan yang baik ini hanya teruntukkan untuk orang yang bertaqwa. Thâhâ/20 : 132

Allâh Subhanahu wa Ta’ala tak inginkan apa pun dari manusia terkecuali satu hal saja, yang itupun maslahatnya bakal kembali pada manusia tersebut. Yakni kalau Allâh Subhanahu wa Ta’ala cuma inginkan supaya manusia menyembah Allâh saja serta tak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ ﴿٥٧﴾ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

Serta Saya tak membuat jin serta manusia terkecuali agar mereka menyembah-Ku. Saya tak inginkan rizki sedikitpun dari mereka serta tak juga Saya menginginkan agar mereka memberi-Ku makan. Sebenarnya Allâh Dialah Pemberi rizki Yang memiliki Kemampuan sekali lagi sangatlah Kuat. Adz-Dzâriyât/51 : 56-58

Tersebut hak paling pokok yang harus dipenuhi oleh manusia. Agar manusia cuma menyembah Allâh saja serta tak melakukan perbuatan syirik sedikitpun kepada-Nya. Sangatlah gampang. Hak yang dengan cara garis besar berupa akidah juga keimanan yang indah pada al-Khâliq al-Haq, Allâh Jalla Jalâluh, serta buahnya berbentuk amal shalih. Akidah yang di bangun berdasar pada mahabbah (cinta) serta ta’zhîm (pengagungan) pada Allâh yang Maha Agung. Buahnya yaitu ikhlas, serta teguh hati untuk menggerakkan apa yang harus dikerjakan, contohnya shalat lima waktu, zakat, puasa di bln. Ramadhan serta Haji di Baitullâh. 3Itu segalanya gampang. Allah menuturkan, kalau agama yang diputuskan-Nya ini gampang,

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ


Serta Allâh tak jadikan kesusahan apa pun untukmu dalam soal agama, yakni agama bapakmu, Ibrâhîm. Al-Hajj/22 : 78

Gampang dalam soal akidah, lantaran seorang cuma mempertanggungjawabkan kepercayaan, keimanan serta tindakannya pada satu sesembahan saja, tak pada sesembahan yang banyak, yang tentu semasing memiliki tuntutan, hingga menyebabkan kesusahan untuk beberapa penyembahnya.

Demikian juga, shalat sangatlah gampang dikerjakan. Bila seorang tak dapat melakukannya dengan berdiri, ia bisa mengerjakannya dengan duduk, bahkan juga bila tak dapat juga, ia bisa mengerjakannya dengan berbaring. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ. رواهالبخاري وغيره


Shalatlah dengan berdiri, bila engkau tak dapat, jadi shalatlah dengan duduk, apabila engkau tak dapat juga, jadi dengan berbaring. HR. Al-Bukhâri dll4

Zakat juga cuma diharuskan untuk orang yang mempunyai nishâb, serta nishâb itu berusia setahun, terkecuali zakat panenan yg tidak menanti setahun. Itupun cuma beberapa kecil dari semua harta yang dipunyainya serta cuma tiap-tiap th..

Begitupun puasa di bln. Ramadhân. Apabila seorang sakit atau lakukan perjalanan, ia bisa tak berpuasa, namun dengan ganti puasa pada hari yang lainnya sejumlah hari puasa yang ditinggalkannya. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ


Serta barangsiapa yang sakit atau ada pada suatu perjalanan, jadi ia bisa tak berpuasa dengan ganti puasanya ini di hari-hari yang lainnya sejumlah puasa yang ditinggalkannya. Allâh inginkan keringanan bagimu serta tak inginkan kesusahan. Al-Baqarah/2 : 185

Beribadah hajipun ditujukan untuk orang yang dapat melakukannya.

Sekianlah hak terbesar yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap hamba. Hak yang sebetulnya gampang dikerjakan lantaran tak rumit. Tetapi untuk menunaikannya dibutuhkan kesadaran tinggi di samping taufiq Allâh Azza wa Jalla. Jadi alangkah persisnya bila penanaman perihal pemenuhan hak yang sangat besar itu, dikerjakan sejak awal, di waktu manusia tetap anak-anak, agar saat ia tumbuh dewasa, ia sudah mengerti seutuhnya, hak apa yang harus dia penuhi untuk Penciptanya, Allâh Subhanahu wa Ta’ala. Tersebut keharusan beribadah pada Allâh Azza wa Jalla yang unsur pokoknya yaitu iman serta amal shalih.

sumber

Hak - Hak Yang Wajib Dipenuhi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: R

0 komentar:

Categories

Popular Posts