Sabtu, 17 Maret 2018

Cinta Menurut Al Qur'an

CINTA MAWADDAH yaitu type cinta mengebu-gebu, membara serta “nggemesi”. Orang yang mempunyai cinta type mawaddah, maunya senantiasa berdua, malas berpisah serta senantiasa menginginkan memuaskan dahaga cintanya. Ia menginginkan memonopoli cintanya, serta nyaris tidak dapat berpikir beda.

CINTA RAHMAH yaitu type cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, serta siap membuat perlindungan. Orang yang mempunyai cinta type rahmah ini lebih memerhatikan orang yang disayanginya di banding pada sendiri. Baginya yang perlu yaitu kebahagiaan sang kekasih meskipun ia mesti menanggung derita. Ia begitu menyadari kekurangan kekasihnya serta senantiasa memaafkan kekeliruan kekasihnya. Termasuk juga dalam cinta rahmah yaitu cinta pada orang yang bertalian darah, terlebih cinta orangtua pada anaknya, serta demikian sebaliknya. Dari itu jadi dalam al Qur’an, kerabat dimaksud al arham, dzawi al arham, yaitu beberapa orang yang mempunyai jalinan kasih sayang dengan fitri, yang datang dari garba kasih sayang ibu, dimaksud rahim (dari kata rahmah). Mulai sejak janin seseorang anak telah diliputi oleh situasi psikologis kasih sayang dalam satu ruangan yang dimaksud rahim. Setelah itu di antara beberapa orang yang mempunyai jalinan darah disarankan selalu untuk ber silaturrahim ertinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah serta rahmah sekalian umumnya sama-sama setia lahir batin-dunia akhirat.

CINTA MAIL yaitu type cinta yang untuk sesaat begitu membara, hingga menyedut semua perhatian sampai beberapa hal beda relatif kurang di perhatikan. Cinta type mail ini dalam al Qur’an dimaksud dalam konteks orang poligami di mana saat tengah jatuh cinta pada yang muda (an tamilu kulla al mail), relatif meremehkan pada yang lama.

CINTA SYAGHAF yaitu cinta yang begitu mendalam, alami, original serta memabukkan. Orang yang diserang cinta type syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa jadi seperti orang hilang ingatan, lupa diri serta beberapa nyaris tidak menyedari apa yang dikerjakan. Al Qur’an memakai term syaghaf saat mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, isteri pembesar Mesir pada bujangnya, Yusuf.

CINTA RA’FAH yakni rasa kasih yang dalam sampai menaklukkan beberapa etika kebenaran, umpamanya kasihan pada anak hingga tidak mampu membangunkannya untuk sholat, membelanya walau salah. Al Qur’an mengatakan arti ini saat mengingatkan supaya jangan sampai cinta ra`fah mengakibatkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal semacam ini hukuman untuk penzina (Q/24 : 2).

CINTA SHOBWAH yakni cinta buta, cinta yang mendorong tingkah laku yang menyimpang tanpa ada mampu menghindar. Al Qur’an mengatakan arti ini saat menceritakan bagaimana Nabi Yusuf berdoa supaya dipisahkan dengan Zulaiha yang sehari-hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab bila tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, “wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa account min al jahilin (Q/12 : 33) ”.

CINTA SYAUQ (RINDU), arti ini tidak dari Al Qur’an namun dari hadis yang menafsirkan Al Qur’an. Dalam surat Al `Ankabut ayat 5 disebutkan kalau barangsiapa rindu bersua Allah tentu saatnya juga akan tiba. Kalimat kerinduan ini lalu disibakkan dalam doa ma’tsur dari hadis kisah Ahmad : ”wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, saya mohon bisa rasakan enaknya melihat muka Mu serta enaknya kerinduan untuk bersua dengan Mu”. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab “Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin”, Syauq (rindu) yaitu pengembaraan hati pada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), serta kobaran cinta yang apinya ada didalam hati sang penggemar, (hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi).
CINTA KULFAH yaitu perasaan cinta yang dibarengi kesadaran mendidik pada beberapa hal yang positif walau susah, seperti orangtua yang menyuruh anaknya menyapu, bersihkan kamar sendiri, walau ada pembantu. Type cinta ini dimaksud Al Qur’an saat menyebutkan kalau Allah tidak membebani seorang terkecuali sesuai sama kekuatannya, “la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2 : 286) ”.

Cinta Sejati Menurut Islam :

1. Tidak ikhlas yang disayangi menderita
2. Ikhlas berkorban apa pun untuk yang disayangi
3. Penuhi semua hasrat dari yang disayangi
4. Tidak sempat memaksakan kehendak pada yang disayangi
5. Berlaku selama hidup. Cinta itu cuma ada pada Khalik serta Makhluk, cinta pada makhluk mesti ditambah kriteria tersebut :

  • Cintanya itu karna Allah S. W T. 
  • Mesti penuhi semua ketentuan yang di buat oleh Allah SWT. 
  • Seks tidaklah cinta serta cinta tidaklah seks, namun seks yaitu bunga-bunga dari cinta serta cuma ada pada pernikahan serta cuma dengan yang dinikahi 
  • Cinta bukanlah uang atau harta atau duniawi, namun cinta memerlukan uang, harta serta duniawi. 

Demikian indahnya cinta Islam, cinta untuk Allah, cinta untuk Rasulullah, cinta untuk orang yang melahirkan kita, cinta untuk orangtua kita, cinta untuk teman dekat kita, cinta untuk orang di sekitaran kita, cinta untuk orang yang juga akan mengikuti kita nanti, serta pastinya cinta untuk semuanya makhluk-makhlukNya. Tetapi pada jaman saat ini serta kondisi keadaan sekarang ini, cinta yang lahir relatif penuh dengan udara nafsu, nafsu yang menggelora serta menyimpang dari beberapa etika agama serta apa yang sudah diperintahkan Allah SWT, dan menyimpang dari satu maksud murni cinta itu yang sesungguhnya. Setiap waktu, sehari-hari kita terlebih pada kelompok muda bahakan anak-anak juga dibuai dengan lagu-lagu cinta, di buat terlena dengan tontonan cerita cinta (sinetron, film) yang menghanyutkan kita kedalam dunia khayal yang merugikan. Bahkan juga saat ini beberapa orang yang menyalahartikan arti serta makna dari apa cinta itu sesungguhnya, hingga mereka terdorong melalui batas pergaulan serta tatasusila seseorang mukmin.

Jadi dari pada itu, renungkan sesaat kawan inti satu kehidupan kita didunia ini. Rasullulah SAW bersabda :

“Tidak prima iman salah seseorang dari anda hingga ia menyukai saudaranya seperti ia menyukai sendiri. ” Juga sabda Rasulullah, “Barang siapa menginginkan memperoleh manisnya iman, jadi sebaiknya ia menyukai orang yang lain karna Allah. ” (HR Hakim dari Abu Hurairah) ”.

Cinta Menurut Al Qur'an Rating: 4.5 Diposkan Oleh: R

0 komentar:

Categories

Popular Posts